Langsung ke konten utama

Koin Tertelan

Waktu saya kecil saya pernah tidak sengaja menelan uang logam 50 rupiah yang bergambar cendrawasih. Uang itu tertelan karena saya iseng memasukkan uang itu ke mulut. Tentunya waktu itu saya belum tahu kalau uang logam sebenarnya banyak kumannya.

Ibu saya panik ketika tahu saya beri tahu bahwa uangnya tertelan. Beliau langsung membawa saya ke dokter (dr. Soelarso yang berpraktek di kawasan Gendingan kota Batang).

Dr. Soelarso dengan tenangnya menginfokan bahwa ibu saya tidak perlu panik karena uang logam itu akan keluar bersama kotoran.

Selama dua hari Ibu melarang saya buang air besar di WC dan menampung semua feses di plastik untuk dicek apakah uang logamnya memang keluar.

Puji syukur, uang logam itu akhirnya keluar juga. Kondisinya sudah hitam mungkin karena reaksi asam lambung dan enzim-enzim lain.


Sumber gambar: https://fjb.kaskus.co.id/product/6124fcaaaa123837ec1f441f/uang-koin-kuno-50-rupiah-tahun-1971-kondisi-mulus


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kucing Tuxedo

Kucing tuxedo ini kami pelihara sejak kecil, kami temukan kotor, jamuran, kurus dan telantar. Sekarang sudah sehat dan bersih. Yang kami gak ngerti, kucing ini sepertinya tidak belajar jadi jinak. Sampai besar masih suka menerkam, menggigit dan mencakar.  Punya kucing tuxedo ternyata sangat membekas buat anak-anakku...mereka masih berkeinginan punya kucing seperti ini lagi.

Kenangan: Museum Tintin (Musée Hergé)

Kenangan: tepat 10 tahun lalu saya kesampaian mengunjungi Museum Tintin di Belgia. Ketika beli tiket masuk, petugas bertanya dalam bahasa Prancis, "Anda dari negara mana?" Ketika saya jawab "Indonesia", dia merespon "Oh iya, cukup banyak penggemar Tintin di sana". Komik Tintin yang pertama kali kubaca adalah "Ekspedisi ke Bulan" (On a marché sur la Lune) , mungkin sekitar tahun 1984, punya tetangga depan rumah yang cover dan beberapa halamannya sudah hilang, sehingga membuat penasaran dan keterusan hunting.  Komik ini telah menginspirasi saya untuk mencari cara agar bisa menjelajah dunia sampai akhirnya kesampaian ke lebih dari 30 negara.

Kethoprak Mbambung dan wayang Mbeling a la Goen

Waktu saya SMP, di sekolah ada satu majalah bulanan yang sepertinya setengah diwajibkan bagi setiap murid untuk berlangganan, namanya majalah "MOP", milik grup Suara Merdeka, Semarang. Generasi yang dulu SMP atau SMA-nya di Jawa Tengah pada era 1980-an kemungkinan besar kenal majalah ini. Saya tidak terlalu tertarik dengan artikel-artikelnya tapi ada salah satu rubrik yang membuat saya rajin membaca majalah itu yaitu komik "Kethoprak Mbambung" yang digambar oleh kartunis bernama "Goen".  Entah kenapa karakter-karakter yang dia gambar dan caranya menyampaikan cerita sangat mengesankan bagi saya....menggelitik dan sangat menghibur. Bahkan komik ini memberi saya inspirasi untuk mulai belajar menggambar dan berharap suatu saat bisa jadi kartunis sekaliber dia (saya gagal, by the way ). Goen juga dikenal sebagai ilustrator rubrik "Wayang Mbeling" dan "Panakawan" di koran mingguan "Minggu Ini" (kemudian berubah menjadi tabloid Cempa...