Langsung ke konten utama

Susu Yogurt alias Laban



Dulu saya tidak suka yang namanya yogurt dan waktu kuliah di Inggris dulu selalu melihat dengan penuh keanehan teman-teman dari Turki dan negara-negara lain yang berkultur "dairy" melahap yogurt dengan nikmat. Sekarang di negeri Arab saya menemui benda sejenis yogurt yang bernama 'laban'.

Ujud laban cair seperti susu sapi biasa tapi sebenarnya sudah difermentasi. Rasanya agak asem. Orang Indonesia yang pertama kali nyoba biasanya tidak doyan, tapi yang sudah doyan biasanya ketagihan. Laban paling nikmat diminum setelah makan nasi arab dan kambing. Bahkan ada orang-orang yang bisa menikmatinya dengan langsung mencampur minuman ini dengan nasi seperti kuah.

Saya dulu juga sempat merasa aneh waktu pertama kali mencoba, Tapi setelah 4-5 kali jadi doyan. Konon laban ini bagus untuk pencernaan, apalagi yang berlabel "active". Makanya sekarang saya langung main samber saja kalau bertemu laban dan sekarang udah memasukkannya ke dalam daftar wajib belanja rutin.

Sejak sering minum laban ini saya kemudian jadi berani mencoba yogurt betulan yang bentuknya krim. Ternyata jadi doyan! Apalagi yang ada rasa buahnya.

Pengin coba? Yogurt tersedia di beberapa supermarket di Jakarta. Kalau laban-nya sendiri susah diperoleh, meski menurut rumor ada di beberapa toko di daerah Puncak dimana banyak ditemui komunitas warga asing dari Arab.

--Repost dari blog tahun 2007

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kucing Tuxedo

Kucing tuxedo ini kami pelihara sejak kecil, kami temukan kotor, jamuran, kurus dan telantar. Sekarang sudah sehat dan bersih. Yang kami gak ngerti, kucing ini sepertinya tidak belajar jadi jinak. Sampai besar masih suka menerkam, menggigit dan mencakar.  Punya kucing tuxedo ternyata sangat membekas buat anak-anakku...mereka masih berkeinginan punya kucing seperti ini lagi.

Kenangan: Museum Tintin (Musée Hergé)

Kenangan: tepat 10 tahun lalu saya kesampaian mengunjungi Museum Tintin di Belgia. Ketika beli tiket masuk, petugas bertanya dalam bahasa Prancis, "Anda dari negara mana?" Ketika saya jawab "Indonesia", dia merespon "Oh iya, cukup banyak penggemar Tintin di sana". Komik Tintin yang pertama kali kubaca adalah "Ekspedisi ke Bulan" (On a marché sur la Lune) , mungkin sekitar tahun 1984, punya tetangga depan rumah yang cover dan beberapa halamannya sudah hilang, sehingga membuat penasaran dan keterusan hunting.  Komik ini telah menginspirasi saya untuk mencari cara agar bisa menjelajah dunia sampai akhirnya kesampaian ke lebih dari 30 negara.

Tempo Doeloe: Spoorwegstation Buitenzorg alias Stasiun Bogor

Salah satu sudut sejarah yang terjaga, Spoorwegstation Buitenzorg alias Stasiun Bogor, tempo doeloe dan foto yang saya ambil tanggal 30 Agustus 2016, dari angle yang sama...